Hadiri Haul ke-131, Wapres KH Ma’ruf Amin Sebut Syekh Nawawi Al-Bantani sebagai Transmitter Para Ulama

Jumat, 3 Mei 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banten, Mediaindonesia.id — Syekh Nawawi Al-Bantani, pemilik nama lengkap Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi bin Ali bin Jamad bin Janta bin Masbuqil Al-Bantani Al-Jawi merupakan salah satu ulama ternama di tanah air yang lahir di sebuah desa kecil di kecamatan Tirtayasa (dulu, sekarang Kecamatan Tanara), Kabupaten Serang, Banten pada tahun 1230 Hijriyah atau 1815 Masehi.

Ia dikenal sebagai sosok ulama yang kaya akan ilmu pengetahuan dan mampu menuangkan pemahamannya ke dalam berbagai karya. Hal inilah yang menjadikannya tidak hanyak dikenal di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara, terutama di negara-negara Timur Tengah.

Selain itu, banyak dari karyanya yang sampai saat ini masih dijadikan sebagai sumber rujukan, bahan penelitian, dan lain sebagainya.

ADVERTISEMENT

ads. Ukuran gambar 480px x 600px

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dan karangannya ada yang dijadikan bahan-bahan tesis. Artinya itu untuk mendapatkan gelar sarjana S2, salah seorang anak kita membuat tesis S2 di Kanada mengomentari tentang pemahaman Tasawuf Syekh Nawawi,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin pada acara Haul ke-131 Syekh Nawawi Al-Bantani yang berlangsung di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara, Serang, Banten, Jumat malam (03/05/2024).

Lebih lanjut, Wapres menekankan tentang peran Ulama yang wafat di Mekah pada tanggal 25 Syawal 1314 Hijriyah atau 1897 Masehi ini sebagai transmitter. Menurutnya, Syekh Nawawi merupakan penyambung maksud dan pemahaman para ulama, agar tidak terjadi kesalahpahaman.

“Transmitter itu penyambung, dari ulama-ulama terdahulu kepada ulama berikutnya. Beliau [berperan] sebagai penyambung sehingga tidak terjadi kesalahpahaman atau juga bisa memahami secara salah apa yang diucapkan oleh para ulama terdahulu itu, melalui syarah-syarah Beliau,” jelasnya.

Wapres pun menganalogikan peran Syekh Nawawi sebagai seorang transmitter, yakni transmisi yang menjadi penyambung arus listrik sebelum akhirnya sampai pada gardu listrik. Tanpa keberadaan transmisi, arus listrik yang tidak teratur dapat menyebabkan kebakaran di gardu listrik. Analogi tersebut selaras dengan peran Syekh Nawawi sebagai penyambung pemahaman para ulama.

“Ilmu-ilmu besar para ulama kalau tidak ditransmisi, itu nanti bisa salah paham. Karena itu banyak orang tidak memahami apa yang disampaikan oleh para ulama terdahulu sehinga kadang-kadang menghujat ulama terdahulu karena tidak paham,” tuturnya.

Salah satu bentuk upaya menyambung pemahaman para ulama yang dilakukan oleh Syekh Nawawi, ungkap Wapres, adalah menerangkan isyarat penyerahan diri dalam Ilmu Tasawuf. Penyerahan yang dimaksud bukanlah penyerahan secara lahir, melainkan penyerahan diri secara bathin.

“Syekh Nawawi mengatakan, yang dimaksud bukan penyerahan secara lahir, sehingga tidak berbuat apa-apa. Yang dimaksud okeh para tasawuf itu penyerahan secara bathinnya, sehingga tidak menimbulkan dia menjadi orang yang tidak mengerjakan apa-apa, kemudian menyerah saja,” papar Wapres

“Secara lahir dia ikhrtiar, tapi secara bathin dia pasrah kepada Allah SWT,” tambahnya.

Wapres juga menyebutkan peran trasmitter Syekh Nawawi lainnya, yakni mengenai ayat al-Quran yang menghimbau orang-orang untuk bersiap-siap menghadapi perang. Syekh Nawawi menafsirkan perang sebagai bahaya, sehingga apa pun yang dinilai sebagai bahaya perlu diwaspadai, seperti halnya ancaman kesehatan dari wabah Covid-19 beberapa tahun yang lalu.

“Ayat ini juga menunjukkan wajibnya kita bersiap diri, berantisipasi terhadap setiap bahaya yang diduga akan datang,” jelasnya.

Berdasarkan pemikiran tersebut, Wapres menegaskan, berobat, menghindari dari wabah penyakit, (seperti dengan mengikuti vaksinasi) serta menghindari tembok yang miring adalah sebuah kewajiban.

Terakhir, Wapres menyebutkan upaya Syekh Nawawi dalam menyambung pemahaman para ulama lainnya adalah terkait tafsir Ibnu Athaillah mengenai ketidakseimbangan manusia dalam mencari rezeki dan beribadah. Bahwa manusia berusaha terhadap sesuatu yang sudah dijamin oleh Allah, yakni rezeki. Namun di satu sisi, manusia lupa akan apa yang menjadi hak Allah, yaitu ibadah. Sikap ini menjadi pertanda bahwa mata hati seseorang telah tertutup atau buta.

“Jadi orang yang dia bersungguh-sungguh dalam soal mencari rezeki, hal yang dijamin oleh Allah, tapi dia lalai terhadap apa yang dituntut oleh Allah, itu menunjukkan bahwa mata hatinya sudah buta,” jelas Wapres.

Adapun mencari rezeki, berdasarkan pemahaman Syekh Nawawi, kata Wapres, jika dilakukan dengan tetap menjaga hak-hak Allah, tidak mengabaikannya, dan menjalankan kewajibannya, maka tindakan tersebut bukanlah ciri bahwa mata hati seseorang telah mati, melainkan menjadi jihad akbar (besar) dari seorang hamba.

Turut menghadiri acara haul Syekh Nawawi al-Bantani kali ini antara lain Penjabat (PJ) Gubernur Banten Almuktabat, Kepala Kejaksaan Tinggi Didik Farkhan Alisyahdi, serta K.H. Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar.

Sementara, Wapres didampingi Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono W. S., Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi dan Imam Azis, serta Tim Ahli Wapres Farhat Brachma. (HB/SK – rls).

Berita Terkait

UIN Jakarta Tegaskan Komitmen Jalankan KMA 1543/2025, Hak Karyawan dan Pembebasan Sewa Jadi Perhatian Penuh
Tanam Mangrove di Banten, Wapres Dorong Penguatan Ekosistem Pesisir Berkelanjutan
Semangat Sumpah Pemuda, Wapres Gibran Ajak Generasi Muda Berinovasi untuk Lingkungan dan Ketahanan Pangan Nasional
Wapres Hadiri Mancing Mania Gratis Jilid II, Semangat Kebersamaan Warnai Peringatan Sumpah Pemuda
37 Dokter Baru dan 15 Apoteker UIN Jakarta Ambil Sumpah Profesi, Ini Pesan Rektor Prof Asep Saepudin Jahar
Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bahan Pokok, Wapres Tinjau Pasar Jagasatru Cirebon
Optimis Capai Indonesia Emas, Wapres Tegaskan Santri Adalah Penggerak Kemajuan Bangsa
Hadiri Silaturahmi Alumni Buntet, Wapres Sampaikan Hadiah Presiden Untuk Para Santri

Berita Terkait

Rabu, 29 Oktober 2025 - 09:25 WIB

UIN Jakarta Tegaskan Komitmen Jalankan KMA 1543/2025, Hak Karyawan dan Pembebasan Sewa Jadi Perhatian Penuh

Senin, 27 Oktober 2025 - 10:57 WIB

Tanam Mangrove di Banten, Wapres Dorong Penguatan Ekosistem Pesisir Berkelanjutan

Senin, 27 Oktober 2025 - 10:51 WIB

Semangat Sumpah Pemuda, Wapres Gibran Ajak Generasi Muda Berinovasi untuk Lingkungan dan Ketahanan Pangan Nasional

Minggu, 26 Oktober 2025 - 22:58 WIB

Wapres Hadiri Mancing Mania Gratis Jilid II, Semangat Kebersamaan Warnai Peringatan Sumpah Pemuda

Jumat, 24 Oktober 2025 - 22:35 WIB

Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bahan Pokok, Wapres Tinjau Pasar Jagasatru Cirebon

Jumat, 24 Oktober 2025 - 22:30 WIB

Optimis Capai Indonesia Emas, Wapres Tegaskan Santri Adalah Penggerak Kemajuan Bangsa

Jumat, 24 Oktober 2025 - 22:26 WIB

Hadiri Silaturahmi Alumni Buntet, Wapres Sampaikan Hadiah Presiden Untuk Para Santri

Jumat, 24 Oktober 2025 - 10:31 WIB

Rektor UIN Jakarta Apresiasi Presiden Prabowo Setujui Pembentukan Ditjen Pesantren

Berita Terbaru

Banten

Program Bedah Rumah Tangsel Makin Gencar

Rabu, 29 Okt 2025 - 17:57 WIB