Margarito Kamis Sebut Penetapan Dadan Tri Yudianto Sebagai Tersangka Tidak Sah dan Salah Penerapan Pasal

Sabtu, 24 Juni 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Beritaindonesia.id, JAKARTA –Ahli Hukum Margarito Kamis mempersoalkan keterangan satu orang yang dijadikan landasan untuk menetapkan Dadan Tri Yudianto sebagai tersangka.

“Hal itu tidaklah mungkin. Keterangan satu orang tidak dapat menentukan status hukum seseorang. Karena itu dipastikan bahwa keterangan itu tidak bersih dan tidak kokoh. Dari sisi administrasi hukum, menurut saya hal itu tidak mungkin,” jelas Margarito, kepada media, Sabtu (24/6/2023).

Karena itu, Margarito menilai penetapan Dadan sebagai tersangka sangat janggal dan tidak dapat dibenarkan.

“Karena setiap tersangka, harus diperiksa dengan dasar perintah atau sprindik sendiri. Tidak bisa menggunakan sprindik orang lain,” ujar Margarito.

Selain hal di atas, Margarito juga mengatakan jika dasar penetapan tersangka kepada mantan Komisaris Independen PT Wika Beton Dadan Tri Yudianto (DTY) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggunakan Pasal 11 dan 12 Undang-Undang (UU) Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) dinilai tidak tepat.

Pasalnya menurut Margarito, Dadan bukan masuk kualifikasi sebagai penyelenggara negara maupun pejabat yang memiliki fungsi strategis yang memiliki kaitan dengan negara sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Bila beliau (Dadan) dituduh dengan pasal 11 dan pasal 12 Undang-Undang Tipikor, menurut saya tidak tepat kalau sekali lagi beliau dituduh dengan pasal 11 dan atau 12 undang-undang Tipikor itu menurut saya tidak tepat,” tegas Margarito.

Margarito menjelaskan PT Wika Beton merupakan salah satu anak perusahaan BUMN PT Wijaya Karya (Persero), dimana berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), Margarito menyebut anak perusahaan tidak bisa dianggap sebagai BUMN. Sebagai komisaris di salah satu anak perusahaan BUMN, Dadan tidak bisa dijerat dengan pasal penyelenggara negara.

(Fajar)

Berita Terkait

HUT KompasTV, Kapolri: Semoga Semakin Menggelorakan Semangat Persatuan
Jokowi Resmi Canangkan Pembangunan MRT Jakarta Lin Timur-Barat Fase 1 Tahap 1
Jokowi Lantik Aida Suwandi Budiman sebagai Anggota Dewan Komisioner LPSK
Momen Jokowi Lantik Gus Ipul Jadi Mensos dan Eddy Hartono sebagai Kepala BNPT
Jokowi Lantik Saifullah Yusuf sebagai Mensos dan Eddy Hartono sebagai Kepala BNPT
Momen Jokowi Resmikan Sejumlah Ruas Jalan Tol di Sumatra Utara
Kualifikasi Piala Dunia 2026, Jokowi Apresiasi Perjuangan Timnas Indonesia Tahan Imbang Australia 0-0
Temui Personel yang Jadi Penggali Kubur, Kapolri : Terus Menjadi Polisi Baik untuk Masyarakat

Berita Terkait

Rabu, 11 September 2024 - 20:01 WIB

HUT KompasTV, Kapolri: Semoga Semakin Menggelorakan Semangat Persatuan

Rabu, 11 September 2024 - 16:04 WIB

Jokowi Resmi Canangkan Pembangunan MRT Jakarta Lin Timur-Barat Fase 1 Tahap 1

Rabu, 11 September 2024 - 16:02 WIB

Jokowi Lantik Aida Suwandi Budiman sebagai Anggota Dewan Komisioner LPSK

Rabu, 11 September 2024 - 16:02 WIB

Momen Jokowi Lantik Gus Ipul Jadi Mensos dan Eddy Hartono sebagai Kepala BNPT

Rabu, 11 September 2024 - 15:59 WIB

Jokowi Lantik Saifullah Yusuf sebagai Mensos dan Eddy Hartono sebagai Kepala BNPT

Rabu, 11 September 2024 - 10:16 WIB

Momen Jokowi Resmikan Sejumlah Ruas Jalan Tol di Sumatra Utara

Rabu, 11 September 2024 - 10:16 WIB

Kualifikasi Piala Dunia 2026, Jokowi Apresiasi Perjuangan Timnas Indonesia Tahan Imbang Australia 0-0

Selasa, 10 September 2024 - 09:14 WIB

Temui Personel yang Jadi Penggali Kubur, Kapolri : Terus Menjadi Polisi Baik untuk Masyarakat

Berita Terbaru